Selasa, 28 Februari 2017

50 Hadits singkat Shahih Bukhari dan faidahnya (1) no.1-58

بسم الله الرحمن الرحيم

Kitab Permulaan wahyu

1. Hadits no. 1, Hadirkan niat dalam setiap aktifitas.


2. Hadits no. 2, Beban para Nabi memang paling berat, begitu pula bagi yang meniti jejaknya.

Sa’ad bin Abi Waqqash -radhiyallahu ‘anhu- berkata: Aku berkata: Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat ujiannya? 
Beliau menjawab: "Para nabi, kemudian yang sepertinya, kemudian yang sepertinya, sungguh seseorang itu diuji berdasarkan agamanya, bila agamanya kuat, ujiannya pun berat, sebaliknya bila agamanya lemah, ia diuji berdasarkan agamanya, ujian tidak akan berhenti menimpa seorang hamba hingga ia berjalan dimuka bumi dengan tidak mempunyai kesalahan." [Sunan Tirmidziy no.2322: Hasan]


3. Hadits no. 5, Pemimpin atau da'i hendaknya memiliki sifat dermawan.


4. Hadits 7, Niatkan haji walau belum mampu, karen jika Allah melihat adanya kesungguhan pasti dimudahkan.

5. Hadits no. 8, Diantara sifat tidak punya malu, berbicara dalam hal yang bukan keahliannya.

6. Hadits no. 9, Sudahkah orang lain selamat dari bahaya ucapan dan perbuatanmu?

Kitab Iman

7. Hadits no. 10, Kualitas Islam seseorang dilihat dari kemuliaan akhlaknya.


Lihat: Akhlak Mulia

8. Hadits no. 11, Kalau belum mampu memberi makan, cukup ucapkan salam pada setiap orang.


9. Hadits no. 12, Cintailah orang lain seperti mencintai diri sendiri.

10. Hadits no. 13, Mencintai Rasulullah -shallallahu 'alaihhi wa sallam- dengan mengikuti sunnahnya, bukan menyalahinya.


11. Hadits no. 14, Seberapa banyak sunnah Rasulullah yang engkau amalkan dalam keseharian, sebesar itu pula kadar cintamu kepadanya -shallallahu 'alaihi wa sallam-.


12. Hadits no. 15, Siapa yang tidak merasakan nikmat iman di dunia maka ia tidak akan merasakan nikmat surga di akhirat.

13. Hadits no. 16, Alhamdulillah, tanda orang beriman dan munafiq sangat jelas, hanya orang buta hati yang sulit membedakannya.


14. Hadits no. 17, Semua dosa selain syirik tergantung kehendak Allah -subhanahu wa ta'aalaa-, akan diampuni atau disiksa.

15. Hadits no. 18, Fitnah adalah semua yang bisa memalingkan sesorang dari ketaatan menjadi maksiat, dari tauhid menjadi syirik, dari Islam menjadi kafir, dari sunnah menjadi bid'ah.


16. Hadits no. 19, Rasulullah sangat marah jika seseorang beribadah tidak sesuai dengan tuntunannya -shallallahu 'alaihi wasallam-.



17. Hadits no. 20, Perintah Allah dan Rasul-Nya mesti didahulukan jika keduanya lebih dicintai dari selainnya.


18. Hadits no. 21, Sekecil apapun iman seseorang tidak akan membuatnya kekal dalam neraka.


19. Hadits no. 22, Agama ibarat pakaian, menutupi kelemahan dari hawa nafsu, melindungi dari pemikiran yang keliru, dan memperindah dengan akhlak mulia.


20. Hadits no. 23, Malu melakukan hal tidak terpuji di hadapan manusia tp mengapa tidak malu melakukan maksiat di hadapan Allah ta'alaa?! Irham da'fanaa yaa Rabb!




21. Hadits no. 24, Terkadang cara paksa dibutuhkan demi kebaikan seseorang, seperti anak yang tidak mau minum obat.


22. Hadits no. 25, Umur kita begitu singkat, tidak punya waktu banyak untuk beramal, maka dahulukanlah amalan terbaik dari yang lainnya.


23. Hadits no. 27, Salam jangan hanya sebatas ucapan, tapi perbuatan juga harus memberi keselamatan bagi orang lain.


24. Hadits no. 28, Sekecil apapun kebaikan orang lain, jangan engkau lupakan.


25. Hadits no. 29, Menghina orang lain tidak akan membuatmu mulia, merendahkan orang lain tidak akan meninggikan derajatmu.


Koreksi terjemahan; وعلى غلامه = begitu juga anaknya.
Gulaam di sini lebih tepat diartikan budak, bukan anak.

Singkat cerita: Abu Dzar -radhiyallahu 'anhu- memakai pakaian persis seperti yang dipakai budaknya, dan beliau ditanya kenapa demikian sebab biasanya pakaian seorang tuan beda dengan budaknya.
Maka Abu Dzar menceritakan kisahnya telah menghina seseorang dan ditegur oleh Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- kemudian dinasehati untuk memperlakukan budaknya seperti diri sendiri.
Abu Dzar memahaminya secara dzahir, padahal memberi budak makanan dan pakaian yang pantas sudah cukup, tidak mesti sama persis dengan tuannya.
Wallahu a'lam!

26. Hadits no. 30, Hasrat yang kuat untuk melakukan maksiat tercatat sebagai satu dosa sekalipun tidak terlaksana.


27. Hadits no. 31, Setiap orang pasti pernah mandzalimi dirinya dengan maksiat, tapi jangan sampai mendzalimi Allah dengan syirik.


* Hadits ini menunjukkan bahwa kedzaliman itu bertingkat-tingkat.

Dari Anas -radhiyallahu ‘anhu-; Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:

" الظلم ثلاثة، فظلم لا يتركه الله وظلم يغفر وظلم لا يغفر، فأما الظلم الذي لا يغفر، فالشرك لا يغفره الله، وأما الظلم الذي يغفر، فظلم العبد فيما بينه وبين ربه، وأما الظلم الذي لا يترك، فظلم العباد، فيقتص الله بعضهم من بعض ".

“Kedzaliman itu ada tiga: Ada kedzaliman yang tidak diabaikan, ada kedzaliman yang diampuni, dan ada kedzaliman yang tidak diampuni. Adapun kedzaliman yang tidak diampuni maka itu adalah syirik, tidak akan diampun olehi Allah, dan adapun kedzaliman yang diampuni maka itu adalah kedzaliman seorang hamba antara dirinya dan Rabb-nya, dan adapun kedzaliman yang tidak diabaikan maka itu adalah kedzaliman antara sesama hamba maka Allah akan memberikan pembalasan antara sebagian mereka dengan sebagian yang lain”. [Silsilah Ash-Shahihah no.1927]
28. Hadits no. 32, Ya Allah, jauhkanlah kami dari sifat nifaq!


* Di antara sifat nifaq: Lihai berbicara dan berdebat.

Dari ‘Imran bin Hushain -radhiyallahu 'anhu-; Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda:

«أَخْوَفُ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ جِدَالُ الْمُنَافِقِ عَلِيمِ اللِّسَانِ» [صحيح ابن حبان]

“Yang paling aku takutkan atas kalian adalah debat orang munafiq yang lihai berbicara”. [Sahih Ibnu Hibban]

Dari Umar bin Khathab radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِيمِ اللِّسَانِ»

“Yang paling aku takutkan atas kalian adalah semua orang munafiq yang lihai berbicara”. [Musnad Ahmad: Sanadnya kuat]

29. Hadits no. 33, Nifaq ada 2; 'Amaliy dan i'tiqadiy. Nifaq 'amaliy secara dzahir mengamalkan sifat orang munafiq, tapi batinnya masih beriman. Nifaq i'tiqadiy secara dzahir mengamalkan sifat orang beriman, tapi batinnya kafir.


* Jangan mudah mengklaim seseorg sebagai munafiq.

Seorang berkata: "Di mana Malik bin Ad Dukhsyun?" Sebagian dari mereka menjawab, "Ia adalah seorang munafik yang tidak menyukai Allah dan Rasul-Nya." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kamu berbicara seperti itu. Tidakkah kamu lihat ia mengucapkan 'Laa Ilaaha Illallah' dan ia mengucapkan karena wajah Allah?" Laki-laki itu menjawab: "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Kami berkata, "Sesungguhnya kami telah melihat kecenderungan dan nasehatnya kepada orang-orang munafik." Maka beliau pun bersabda: "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan neraka atas orang yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dengan mengharap wajah Allah." [Shahih Bukhari no.4982]
30. Hadits no. 34, Beribadah harus didasari iman dan mengharapkan pahala.


* Beribadah kepada Allah tanpa iming-iming pahala dan surga atau takut neraka, bertentangan dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Allah -subhanahu wa ta’aalaa- berfirman:

{إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ (15) تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا} [السجدة: 15، 16]

Sesungguhnya orang yang benar benar percaya kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabb-nya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya (mereka tidak tidur malam) dan mereka selalu berdoa (beribadah) kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap. [As-Sajdah: 15-16]

{إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ} [الأنبياء: 90]

Sesungguhnya mereka (para Nabi) adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa (beribadah) kepada kami dengan penuh harap dan cemas (khawatir akan azabnya). Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada kami. [Al-Anbiyaa’: 90]


31. Hadits no. 35, Nikmatnya menjadi seorang mujahid yang ikhlas, jika masih hidup dapat pahala atau harta rampasan perang, jika mati masuk surga. Allahumma j'alnaa minal mujahidiina fii sabiilik!


* Tidak ada yang berharap kembali ke dunia setelah masuk surga kecuali para Syuhada.

Dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak seorangpun yang masuk surga namun dia suka untuk kembali ke dunia, padahal ia tlh memiliki segala sesuatu yg ada di dunia, kecuali orang yang mati syahid dimana dia berkeinginan untuk kembali ke dunia kemudian berperang lalu terbunuh hingga sepuluh kali karena dia melihat keistimewaan karamah (mati syahid)". [Shahih Bukhari no.2606]

32. Hadits no. 36, Beribadah mengharap seseuatu dari Sang Khaliq semata tidak merusak keikhlasan, kecuali jika mengharap sesuatu dari makhluk.


* Amal shalih hanya bisa menghapuskan dosa-dosa kecil, adapun dosa besar harus dibarengi dengan taubat.

Dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Shalat lima waktu dan shalat Jum'at ke Jum'at berikutnya, dan Ramadlan ke Ramadlan berikutnya adalah penghapus untuk dosa antara keduanya apabila dia menjauhi dosa besar." [Shahih Muslim no.344]
33. Hadits no. 37, Allah selalu memberi lebih dari yang diharapkan hamba-Nya, ta'alallahu 'azza wa jalla.


Dari Abdullah bin Mas’ud -radhiyallahu ‘anhu-, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya aku mengetahui penduduk neraka yang paling akhir keluar dari nereka, yaitu seorang laki-laki yang keluar darinya dengan cara merangkak. Lalu dikatakan kepadanya, 'Pergilah, lalu masuklah surga." 
Beliau bersabda lagi, "Lalu dia pergi, masuk surga, dan mendapatkan manusia telah mengambil tempat-tempatnya. Lalu ditanyakan kepadanya, 'Apakah kamu ingat zaman yang mana dahulu kamu pernah di dalamnya (dunia)? ' Dia menjawab, 'Ya.' Lalu dikatakan kepadanya, 'Berangan-anganlah! ' Maka dia berangan-angan. Lalu dikatakanlah kepadanya: 'Kamu mendapatkan apa yang kamu khayalkan dan sepuluh kali lipat dunia.' 
Beliau bersabda: 'Lalu dia berkata, 'Apakah Engkau mengolok-olokku, sedangkan Engkau adalah Raja?' 
Perawi berkata: 'Sungguh aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tersenyum hingga gigi gerahamnya terlihat'." [Shahih Muslim no.273]

34. Hadits no. 38, Agama ini mudah jika dijalankan sesuai aturannya, jangan dipersulit dengan amalan yang tidak ada tuntunannya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.


35. Hadits no. 40, Begitu Penyayangnya Allah, melipat gandakan amal baik hamba-Nya, tidak pada amal buruk. Maka merugilah orang yang amal buruknya lebih banyak dari amal baiknya di akhirat.
36. Hadits no. 41, Kalau awalnya terlalu dipaksakan, nanti akhirnya ditinggalkan.


37. Hadits no. 42, Kualitas iman setiap orang beda-beda, dan akan selamat di akhirat sesuai kualiatas imannya.


Koreksi terjemahan:
Kalimat akhirnya terbalik, seharusnya: Kata kebaikan dalam hadits ini diganti dengan kata iman.
Maksudnya, dalam riwayat lain Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan dikeluarkan dari neraka siapa yang mengatakan tidak ada Ilah kecuali Allah dan dalam hatinya ada “iman” sebesar jemawut. Dan akan dikeluarkan dari neraka siapa yang mengatakan tidak ada ilah kecuali Allah dan dalam hatinya ada “iman” sebesar biji gandum. Dan akan dikeluarkan dari neraka siapa yang mengatakan tidak ada ilah kecuali Allah dan dalam hatinya ada “iman” sebesar biji sawi".
Wallahu a’lam!

38. Hadits no. 43, Agama Allah sudah sempurna, jangan dimodifikasi lagi.


Lihat: Bahaya bid'ah

39. Hadits no. 45, Selalu ada hikmah di balik musibah, berupa pahala dan ampunan!


40. Hadits no. 46, Seorang tidak sibuk mencari aib orang lain kecuali ia telah lalai dari aibnya sendiri.


* Makna sabda Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- “ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ “ :
1. Memerangi orang muslim dengan meyakini bahwa darah mereka halal adalah kekafiran.
2. Memerangi orang muslim menyerupai perbuatan orang kafir. Seperti dalam hadits lain dari Jarir -radhiyallahu 'anhu-, bahwa Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda: "Janganlah kalian kembali menjadi kafir dengan kalian saling membunuh satu sama lain." [Shahih Bukhari no.118]
3. Kafir yang dimaksud bukanlah kafir yang mengeluarkan pelakunya dari Islam. Karena Allah -subhanahu wata'aalaa- tetap menamai kedua kelompok yang saling memerangi dengan sifat iman, dalam firman-Nya: {Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya!} [Al-Hujuraat: 9]

41. Hadits no. 47, Suka berdebat menghilangkan berkahnya ilmu.



* Rumah di tepi surga bagi yang meninggalkan perdebatan meskipun benar.
Abu Umamah -radhiyallahu 'anhu- berkata: "Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda: "Aku akan menjamin rumah di tepi surga bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan meskipun benar. Aku juga menjamin rumah di tengah surga bagi seseorang yang meninggalkan kedustaan meskipun bersifat gurau, Dan aku juga menjamin rumah di syurga yang paling tinggi bagi seseorang yang berakhlak baik." [Sunan Abi Daud no.4167: Hasan]

Pertanyaan:
Mohon maaf sebelumnya ustadz....bagaimana hukumnya jika perdebatan yang terjadi seperti perdebatan antara Nabi Ibrahim –‘alaihissalam- vs Namruj? jazakumullohi khoiron katsir!
Jawaban:
Yang dilakukan Nabi Ibrahim -'alaihissalam- masuk kategori dalam ayat ini: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah, dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk". [An-Nahl: 125]

Lihat: Bahaya perselisihan dan perpecahan

42. Hadits no. 49, Bila iman sudah bersemi dalam hati, maka tidak ada yang bisa menggoyahkannya.


43. Hadits no. 50, Orang munafiq itu hatinya rusak, makanya ucapan dan perbuatannya merusak.



Koreksi terjemah:
Al-Himaa bukan jurang, tapi tempat terlarang untuk mengembala.

44. Hadits no. 52, Rutinitas keseharian bisa bernilai ibadah dengan niat.


* Niat lebih utama dari pada amal; Beramal tanpa niat tidak dapat pahala, sedangkan niat tanpa amal (karena udzur) dapat pahala. Wallahu a'lam!

Pertanyaan:
Mohon maaf ustadz, ingin bertanya, apa niat tersebut harus kita dahului dengan "bismillah" dahulu atau tidak, sehingga bisa bernilai ibadah, terima kasih sebelumnya!
Jawaban:
Niat itu apa yang terbenak dalam hati, sedangkan baca "bismillah" hukumnya sunnah. Wallahu a'lam!

45. Hadits no. 53, Menafkahi keluarga adalah ibadah, maka janganlah menodainya dengan yang haram.


* Nafkah untuk keluarga adalah nafkah yg paling besar pahalanya.
Abu Hurairah -radhiyallahu'anhu- berkata; Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda: "Dinar (harta) yang kamu belanjakan di jalan Allah, dan dinar (harta) yang kamu pakai memerdekakan budak, dan dinar yang kamu sedekahkan kepada orang miskin, serta dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu. Maka yang paling besar ganjaran pahalanya adalah yang kamu nafkahkan kepada keluargamu." [Shahih Muslim no.1661]

46. Hadits no. 54, Menyuapi istri dapat pahala jika dilakukan demi Allah subhanahu wa ta'alaa.
47. Hadits no. 55, Mendapatkan nasehat yang baik adalah hak setiap muslim.


48. Hadits no. 56, Banyak orang dalam urusan dunia mencari konsultan terbaik walau harus bayar mahal, tapi tidak demikian dalam urusan akhirat walau gratis.
Kitab Ilmu

49. Hadits no. 57, Jika amanah telah dilalaikan, urusan diserahkan pada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran.



50. Hadits no. 58, Terkadang kita meremehkan sesuatu, tapi di sisi Allah azza wa jalla sangat berat.


Bersambung ...

NB: Gambar hadits bersumber dari Ensiklopedi Hadits 9 Imam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...