بسم الله الرحمن الرحيم
Kitab Permulaan wahyu
1. Hadits no. 1, Hadirkan niat dalam
setiap aktifitas.
Sa’ad bin Abi Waqqash -radhiyallahu ‘anhu- berkata: Aku berkata: Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat ujiannya?
Beliau menjawab: "Para nabi, kemudian yang
sepertinya, kemudian yang sepertinya, sungguh seseorang itu diuji berdasarkan
agamanya, bila agamanya kuat, ujiannya pun berat, sebaliknya bila agamanya
lemah, ia diuji berdasarkan agamanya, ujian tidak akan berhenti menimpa seorang
hamba hingga ia berjalan dimuka bumi dengan tidak mempunyai kesalahan."
[Sunan Tirmidziy no.2322: Hasan]
3. Hadits no. 5, Pemimpin atau da'i
hendaknya memiliki sifat dermawan.
4. Hadits 7, Niatkan haji walau
belum mampu, karen jika Allah melihat adanya kesungguhan pasti dimudahkan.
5. Hadits no. 8, Diantara sifat tidak
punya malu, berbicara dalam hal yang bukan keahliannya.
6. Hadits no. 9, Sudahkah orang lain
selamat dari bahaya ucapan dan perbuatanmu?
Kitab Iman
7. Hadits no. 10, Kualitas Islam
seseorang dilihat dari kemuliaan akhlaknya.
8. Hadits no. 11, Kalau belum mampu
memberi makan, cukup ucapkan salam pada setiap orang.
9. Hadits no. 12, Cintailah orang
lain seperti mencintai diri sendiri.
10. Hadits no. 13, Mencintai
Rasulullah -shallallahu 'alaihhi wa sallam- dengan mengikuti sunnahnya, bukan menyalahinya.
11. Hadits no. 14, Seberapa banyak
sunnah Rasulullah yang engkau amalkan dalam keseharian, sebesar itu pula kadar
cintamu kepadanya -shallallahu 'alaihi wa sallam-.
12. Hadits no. 15, Siapa yang tidak
merasakan nikmat iman di dunia maka ia tidak akan merasakan nikmat surga di
akhirat.
13. Hadits no. 16, Alhamdulillah,
tanda orang beriman dan munafiq sangat jelas, hanya orang buta hati yang sulit
membedakannya.
14. Hadits no. 17, Semua dosa selain
syirik tergantung kehendak Allah -subhanahu wa ta'aalaa-, akan diampuni atau disiksa.
15. Hadits no. 18, Fitnah adalah semua
yang bisa memalingkan sesorang dari ketaatan menjadi maksiat, dari tauhid menjadi
syirik, dari Islam menjadi kafir, dari sunnah menjadi bid'ah.
16. Hadits no. 19, Rasulullah sangat
marah jika seseorang beribadah tidak sesuai dengan tuntunannya -shallallahu 'alaihi
wasallam-.
17. Hadits no. 20, Perintah Allah dan
Rasul-Nya mesti didahulukan jika keduanya lebih dicintai dari selainnya.
18. Hadits no. 21, Sekecil apapun
iman seseorang tidak akan membuatnya kekal dalam neraka.
19. Hadits no. 22, Agama ibarat pakaian,
menutupi kelemahan dari hawa nafsu, melindungi dari pemikiran yang keliru, dan
memperindah dengan akhlak mulia.
20. Hadits no. 23, Malu melakukan hal
tidak terpuji di hadapan manusia tp mengapa tidak malu melakukan maksiat di hadapan Allah
ta'alaa?! Irham da'fanaa yaa Rabb!
21. Hadits no. 24, Terkadang cara
paksa dibutuhkan demi kebaikan seseorang, seperti anak yang tidak mau minum obat.
22. Hadits no. 25, Umur kita begitu
singkat, tidak punya waktu banyak untuk beramal, maka dahulukanlah amalan terbaik
dari yang lainnya.
23. Hadits no. 27, Salam jangan hanya
sebatas ucapan, tapi perbuatan juga harus memberi keselamatan bagi orang lain.
24. Hadits no. 28, Sekecil apapun
kebaikan orang lain, jangan engkau lupakan.
25. Hadits no. 29, Menghina orang lain
tidak akan membuatmu mulia, merendahkan orang lain tidak akan meninggikan derajatmu.
Koreksi terjemahan; وعلى غلامه = begitu juga anaknya.
Gulaam di sini lebih tepat
diartikan budak, bukan anak.
Singkat cerita: Abu Dzar -radhiyallahu 'anhu- memakai pakaian persis seperti yang dipakai budaknya, dan
beliau ditanya kenapa demikian sebab biasanya pakaian seorang tuan beda dengan budaknya.
Maka Abu Dzar menceritakan
kisahnya telah menghina seseorang dan ditegur oleh Rasulullah -shallallahu 'alaihi
wa sallam- kemudian dinasehati untuk memperlakukan budaknya seperti diri
sendiri.
Abu Dzar memahaminya secara
dzahir, padahal memberi budak makanan dan pakaian yang pantas sudah cukup, tidak
mesti sama persis dengan tuannya.
Wallahu a'lam!
26. Hadits no. 30, Hasrat yang kuat
untuk melakukan maksiat tercatat sebagai satu dosa sekalipun tidak terlaksana.
27. Hadits no. 31, Setiap orang pasti
pernah mandzalimi dirinya dengan maksiat, tapi jangan sampai mendzalimi Allah dengan
syirik.
* Hadits ini menunjukkan bahwa kedzaliman itu bertingkat-tingkat.
Dari Anas -radhiyallahu ‘anhu-;
Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
" الظلم ثلاثة، فظلم لا يتركه الله وظلم يغفر وظلم لا يغفر، فأما الظلم الذي لا يغفر، فالشرك لا يغفره الله، وأما الظلم الذي يغفر، فظلم العبد فيما بينه وبين ربه، وأما الظلم الذي لا يترك، فظلم العباد، فيقتص الله بعضهم من بعض ".
“Kedzaliman itu ada tiga: Ada
kedzaliman yang tidak diabaikan, ada kedzaliman yang diampuni, dan ada kedzaliman
yang tidak diampuni. Adapun kedzaliman yang tidak diampuni maka itu adalah syirik, tidak
akan diampun olehi Allah, dan adapun kedzaliman yang diampuni maka itu adalah
kedzaliman seorang hamba antara dirinya dan Rabb-nya, dan adapun kedzaliman yang
tidak diabaikan maka itu adalah kedzaliman antara sesama hamba maka Allah akan
memberikan pembalasan antara sebagian mereka dengan sebagian yang lain”.
[Silsilah Ash-Shahihah no.1927]
28. Hadits no. 32, Ya Allah,
jauhkanlah kami dari sifat nifaq!
* Di antara sifat nifaq: Lihai
berbicara dan berdebat.
Dari ‘Imran bin Hushain -radhiyallahu 'anhu-; Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda:
«أَخْوَفُ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ جِدَالُ الْمُنَافِقِ عَلِيمِ اللِّسَانِ»
[صحيح ابن حبان]
“Yang paling aku takutkan atas
kalian adalah debat orang munafiq yang lihai berbicara”. [Sahih Ibnu Hibban]
Dari Umar bin Khathab
radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِيمِ اللِّسَانِ»
“Yang paling aku takutkan atas
kalian adalah semua orang munafiq yang lihai berbicara”. [Musnad Ahmad:
Sanadnya kuat]
29. Hadits no. 33, Nifaq ada 2;
'Amaliy dan i'tiqadiy. Nifaq 'amaliy secara dzahir
mengamalkan sifat orang munafiq, tapi batinnya masih beriman. Nifaq i'tiqadiy secara dzahir
mengamalkan sifat orang beriman, tapi batinnya kafir.
* Jangan mudah mengklaim seseorg
sebagai munafiq.
Seorang berkata: "Di mana
Malik bin Ad Dukhsyun?" Sebagian dari mereka menjawab, "Ia adalah
seorang munafik yang tidak menyukai Allah dan Rasul-Nya." Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kamu berbicara seperti itu. Tidakkah
kamu lihat ia mengucapkan 'Laa Ilaaha Illallah' dan ia mengucapkan karena wajah
Allah?" Laki-laki itu menjawab: "Allah dan Rasul-Nya yang lebih
mengetahui." Kami berkata, "Sesungguhnya kami telah melihat
kecenderungan dan nasehatnya kepada orang-orang munafik." Maka beliau pun
bersabda: "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan neraka atas orang yang
mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dengan mengharap wajah Allah." [Shahih
Bukhari no.4982]
30. Hadits no. 34, Beribadah harus
didasari iman dan mengharapkan pahala.
* Beribadah kepada Allah tanpa
iming-iming pahala dan surga atau takut neraka, bertentangan dengan Al-Qur'an dan
As-Sunnah.
Allah -subhanahu wa ta’aalaa-
berfirman:
{إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا
سُجَّدًا وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ (15) تَتَجَافَى
جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا} [السجدة:
15، 16]
Sesungguhnya orang yang benar
benar percaya kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan
dengan ayat ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji
Rabb-nya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong. Lambung mereka jauh dari
tempat tidurnya (mereka tidak tidur malam) dan mereka selalu berdoa (beribadah)
kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap. [As-Sajdah: 15-16]
{إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا
وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ} [الأنبياء: 90]
Sesungguhnya mereka (para Nabi)
adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan)
perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa (beribadah) kepada kami dengan
penuh harap dan cemas (khawatir akan azabnya). Dan mereka adalah orang-orang
yang khusyu' kepada kami. [Al-Anbiyaa’: 90]
Lihat: Penjelasan singkat kitab Ash-Shaum dari Sahih Bukhari; Bab (6) Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan - Beribadah tanpa pamrih
31. Hadits no. 35, Nikmatnya menjadi
seorang mujahid yang ikhlas, jika masih hidup dapat pahala atau harta rampasan
perang, jika mati masuk surga. Allahumma j'alnaa minal
mujahidiina fii sabiilik!
* Tidak ada yang berharap kembali
ke dunia setelah masuk surga kecuali para Syuhada.
32. Hadits no. 36, Beribadah
mengharap seseuatu dari Sang Khaliq semata tidak merusak keikhlasan, kecuali jika
mengharap sesuatu dari makhluk.
* Amal shalih hanya bisa
menghapuskan dosa-dosa kecil, adapun dosa besar harus dibarengi dengan taubat.
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu
‘anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Shalat lima
waktu dan shalat Jum'at ke Jum'at berikutnya, dan Ramadlan ke Ramadlan
berikutnya adalah penghapus untuk dosa antara keduanya apabila dia menjauhi
dosa besar." [Shahih Muslim no.344]
33. Hadits no. 37, Allah selalu
memberi lebih dari yang diharapkan hamba-Nya, ta'alallahu 'azza wa jalla.
Dari Abdullah bin Mas’ud
-radhiyallahu ‘anhu-, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya aku mengetahui penduduk neraka yang paling akhir keluar dari
nereka, yaitu seorang laki-laki yang keluar darinya dengan cara merangkak. Lalu
dikatakan kepadanya, 'Pergilah, lalu masuklah surga."
Beliau bersabda
lagi, "Lalu dia pergi, masuk surga, dan mendapatkan manusia telah
mengambil tempat-tempatnya. Lalu ditanyakan kepadanya, 'Apakah kamu ingat zaman
yang mana dahulu kamu pernah di dalamnya (dunia)? ' Dia menjawab, 'Ya.' Lalu
dikatakan kepadanya, 'Berangan-anganlah! ' Maka dia berangan-angan. Lalu
dikatakanlah kepadanya: 'Kamu mendapatkan apa yang kamu khayalkan dan
sepuluh kali lipat dunia.'
Beliau bersabda: 'Lalu dia berkata, 'Apakah Engkau
mengolok-olokku, sedangkan Engkau adalah Raja?'
Perawi berkata: 'Sungguh aku
melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tersenyum hingga gigi
gerahamnya terlihat'." [Shahih Muslim no.273]
34. Hadits no. 38, Agama ini mudah
jika dijalankan sesuai aturannya, jangan dipersulit dengan amalan yang tidak ada
tuntunannya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
35. Hadits no. 40, Begitu
Penyayangnya Allah, melipat gandakan amal baik hamba-Nya, tidak pada amal buruk.
Maka merugilah orang yang amal buruknya lebih banyak dari amal baiknya di akhirat.
36. Hadits no. 41, Kalau awalnya terlalu dipaksakan, nanti akhirnya ditinggalkan.
37. Hadits no. 42, Kualitas iman
setiap orang beda-beda, dan akan selamat di akhirat sesuai kualiatas imannya.
Koreksi terjemahan:
Kalimat akhirnya terbalik,
seharusnya: Kata kebaikan dalam hadits ini diganti dengan kata iman.
Maksudnya, dalam riwayat lain Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan dikeluarkan dari neraka siapa
yang mengatakan tidak ada Ilah kecuali Allah dan dalam hatinya ada “iman”
sebesar jemawut. Dan akan dikeluarkan dari neraka siapa yang mengatakan tidak
ada ilah kecuali Allah dan dalam hatinya ada “iman” sebesar biji gandum. Dan
akan dikeluarkan dari neraka siapa yang mengatakan tidak ada ilah kecuali Allah
dan dalam hatinya ada “iman” sebesar biji sawi".
Wallahu a’lam!
38. Hadits no. 43, Agama Allah sudah
sempurna, jangan dimodifikasi lagi.
39. Hadits no. 45, Selalu ada hikmah
di balik musibah, berupa pahala dan ampunan!
40. Hadits no. 46, Seorang tidak sibuk
mencari aib orang lain kecuali ia telah lalai dari aibnya sendiri.
* Makna sabda Rasulullah
-shallallahu 'alaihi wasallam- “ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ
“ :
1. Memerangi orang muslim dengan
meyakini bahwa darah mereka halal adalah kekafiran.
2. Memerangi orang muslim
menyerupai perbuatan orang kafir. Seperti dalam hadits lain dari Jarir -radhiyallahu 'anhu-, bahwa Nabi
-shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda: "Janganlah kalian kembali menjadi
kafir dengan kalian saling membunuh satu sama lain." [Shahih Bukhari
no.118]
3. Kafir yang dimaksud bukanlah
kafir yang mengeluarkan pelakunya dari Islam. Karena Allah -subhanahu wata'aalaa-
tetap menamai kedua kelompok yang saling memerangi dengan sifat iman, dalam firman-Nya: {Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah
kamu damaikan antara keduanya!} [Al-Hujuraat: 9]
41. Hadits no. 47, Suka berdebat
menghilangkan berkahnya ilmu.
* Rumah di tepi surga bagi yang meninggalkan perdebatan
meskipun benar.
Abu Umamah -radhiyallahu 'anhu-
berkata: "Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda: "Aku
akan menjamin rumah di tepi surga bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan
meskipun benar. Aku juga menjamin rumah di tengah surga bagi seseorang yang meninggalkan
kedustaan meskipun bersifat gurau, Dan aku juga menjamin rumah di syurga yang
paling tinggi bagi seseorang yang berakhlak baik." [Sunan Abi Daud
no.4167: Hasan]
Pertanyaan:
Mohon maaf sebelumnya
ustadz....bagaimana hukumnya jika perdebatan yang terjadi seperti perdebatan
antara Nabi Ibrahim –‘alaihissalam- vs Namruj? jazakumullohi khoiron katsir!
Jawaban:
Yang dilakukan Nabi Ibrahim
-'alaihissalam- masuk kategori dalam ayat ini: "Serulah (manusia) kepada
jalan Tuhan-mu dengan hikmah, dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka
dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk". [An-Nahl: 125]
42. Hadits no. 49, Bila iman sudah
bersemi dalam hati, maka tidak ada yang bisa menggoyahkannya.
43. Hadits no. 50, Orang munafiq itu
hatinya rusak, makanya ucapan dan perbuatannya merusak.
Koreksi terjemah:
Al-Himaa bukan jurang, tapi tempat
terlarang untuk mengembala.
44. Hadits no. 52, Rutinitas
keseharian bisa bernilai ibadah dengan niat.
* Niat lebih utama dari pada amal;
Beramal tanpa niat tidak dapat pahala, sedangkan niat tanpa amal (karena udzur)
dapat pahala. Wallahu a'lam!
Pertanyaan:
Mohon maaf ustadz, ingin
bertanya, apa niat tersebut harus kita dahului dengan "bismillah" dahulu atau tidak, sehingga bisa bernilai ibadah, terima kasih sebelumnya!
Jawaban:
Niat itu apa yang terbenak dalam hati, sedangkan
baca "bismillah" hukumnya sunnah. Wallahu a'lam!
45. Hadits no. 53, Menafkahi keluarga
adalah ibadah, maka janganlah menodainya dengan yang haram.
* Nafkah untuk keluarga adalah nafkah yg paling besar
pahalanya.
Abu Hurairah -radhiyallahu'anhu-
berkata; Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda: "Dinar
(harta) yang kamu belanjakan di jalan Allah, dan dinar (harta) yang kamu pakai
memerdekakan budak, dan dinar yang kamu sedekahkan kepada orang miskin, serta
dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu. Maka yang paling besar ganjaran
pahalanya adalah yang kamu nafkahkan kepada keluargamu." [Shahih Muslim
no.1661]
46. Hadits no. 54, Menyuapi istri
dapat pahala jika dilakukan demi Allah subhanahu wa ta'alaa.
47. Hadits no. 55, Mendapatkan
nasehat yang baik adalah hak setiap muslim.
48. Hadits no. 56, Banyak orang dalam
urusan dunia mencari konsultan terbaik walau harus bayar mahal, tapi tidak demikian
dalam urusan akhirat walau gratis.
Kitab Ilmu
49. Hadits no. 57, Jika amanah telah
dilalaikan, urusan diserahkan pada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran.
50. Hadits no. 58, Terkadang kita
meremehkan sesuatu, tapi di sisi Allah azza wa jalla sangat berat.
Bersambung ...
NB: Gambar hadits bersumber dari Ensiklopedi Hadits 9 Imam
Lihat juga: Kumpulan syarah Sahih Bukhari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...