بسم الله
الرحمن الرحيم
Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
"
بَيْنَا أَيُّوبُ يَغْتَسِلُ عُرْيَانًا، فَخَرَّ عَلَيْهِ جَرَادٌ مِنْ ذَهَبٍ، فَجَعَلَ
أَيُّوبُ يَحْتَثِي فِي ثَوْبِهِ، فَنَادَاهُ رَبُّهُ: يَا أَيُّوبُ، أَلَمْ أَكُنْ
أَغْنَيْتُكَ عَمَّا تَرَى؟ قَالَ: بَلَى وَعِزَّتِكَ، وَلَكِنْ لاَ غِنَى بِي عَنْ
بَرَكَتِكَ "
وفي رواية، قال: يَا رَبِّ، وَمَنْ يَشْبَعُ مِنْ
رَحْمَتِكَ أَوْ فَضْلِكَ؟!
"Ketika Nabi Ayub 'alaihissalam sedang mandi dalam keadaan
telanjang tiba-tiba jatuh kaki belalang yang terbuat dari emas lalu Ayyub
mengambil dengan tangannya dan memasukkannya ke dalam pakaiannya. Kemudian
Rabbnya memanggilnya: "Wahai Ayyub, bukankah aku telah mencukupkan kamu
dengan apa yang baru saja kamu lihat?". Ayub menjawab; "Benar, demi
keagungan-Mu. Namun aku tidak akan pernah merasa cukup dari barakah-Mu". [Sahih Bukhari]
Dalam riwayat lain Ayyub berkata: “Wahai Rabb, siapakah yang
merasa puas dari rahmat-Mu atau karuniah-Mu?”
Biografi Rawi:
Nama Abu Hurairah radiyallahu'anhu diperselisihkan oleh para
ulama, yang paling masyhur adalah Abdul Rahman bin Shakhr Ad-Dausy. Beliau
memiliki hirrah (kucing) yang sering bersamanya, oleh sebab itu Rasulullah
memberinya kuniah Abu Hurairah.
Beliau adalah salah satu anggota ahlussuffah, masuk Islam pada masa
perang Khaebar tahun 7 Hijriyah, sahabat yang terbanyak dalam meriwayatkan
hadits (sekitar 5374 hadits).
Abu Hurairah meminta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
Wahai Rasulullah, berdo’alah kepada Allah agar aku dan ibuku dicintai oleh
hamba-hamba-Nya yang beriman!
Maka Rasulullah berdo'a:
«اللهُمَّ حَبِّبْ عُبَيْدَكَ هَذَا -
يَعْنِي أَبَا هُرَيْرَةَ - وَأُمَّهُ إِلَى عِبَادِكَ الْمُؤْمِنِينَ، وَحَبِّبْ
إِلَيْهِمِ الْمُؤْمِنِينَ»
"Ya Allah, tanamkanlah pada hamba-Mu ini (yaitu Abu Hurairah) dan
ibunya rasa cinta pada hamba-hambamu yang beriman, dan tanamkan pula pada orang
mukmin rasa cinta kepada Abu Hurairah dan ibunya".
Abu Hurairah berkata: "Maka tidak ada seorang mukmin pun yang
mendengar dan melihatku kecuali mencintaiku". [Sahih Muslim]
Ulama berkesimpulan dengan hadits ini bahwasanya salah satu tanda
keimanan seseorang adalah mencintai Abu Hurairah dan ibunya.
Beliau wafat dalam usianya yang ke 78 pada tahun 59 H di Medinah dan
dimakamkan di pekuburan Baqi'.
Beberapa fawaid dari hadits ini:
1. Boleh telanjang ketika mandi atau selainnya saat sendiri tidak ada orang
lain yang melihat.
Adapun hadits yang diriwayatkan oleh Mu'awiyah bin Haidah radhiyallahu
'anhu; Bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«احْفَظْ
عَوْرَتَكَ إِلَّا مِنْ زَوْجَتِكَ أَوْ مَا مَلَكَتْ يَمِينُكَ»
“Jaga auratmu kecuali terhadap
istrimu atau budakmu”.
Mu'awiyah bertanya:
Bagaimana kalau antara satu kaum dengan yang lainnya (laki-laki dengan
laki-laki atau perempuan dengan permpuan)?
Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam menjawab:
«إِنِ
اسْتَطَعْتَ أَنْ لَا يَرَيَنَّهَا أَحَدٌ فَلَا يَرَيَنَّهَا»
“Jika kamu mampu untuk tidak
dilihat oleh seseorang maka jangan biarkan orang melihatnya”.
Mu'awiyah bertanya lagi:
Jika seseorang dari kami sedang sendiri?
Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam menjawab:
«اللَّهُ
أَحَقُّ أَنْ يُسْتَحْيَا مِنْهُ مِنَ النَّاسِ» [سنن أبي داود: حسنه الألباني]
“Allah lebih berhak untuk
bersikap malu kepada-Nya daripada manusia”. [Sunan Abi Daud: Hasan]
Maka ini hukumnya
sunnah (afdhaliyah) karena tidak ada yang bisa menutupi pandangan Allah subhanahu
wa ta’aalaa.
2.
Boleh bersumpah
demi keagungan dan sifat-sifat Alah Yang Mulia.
Dari 'Abdullah bin Umar radhiallahu 'anhuma; Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ كَانَ حَالِفًا، فَلْيَحْلِفْ بِاللَّهِ أَوْ لِيَصْمُتْ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Barangsiapa yang bersumpah hendaklah dia bersumpah atas nama Allah atau
kalau tidak, lebih baik diam". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dalam riwayat lain; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
berkata:
«مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ أَشْرَكَ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]
"Barangsiapa yang bersumpah dengan selain nama
Allah, maka sungguh ia telah berbuat syirik." [Sunan Abu Daud: Sahih]
3.
Boleh
meminta kepada Allah kekayaan sekalipun sudah berkecukupan dengan niat untuk bersedekah.
Rasulullah mendo'akan Anas bin Malik semoga diberi oleh Allah harta yang
banyak.
Dari Anas bin Malik radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam berdo'a untuknya:
اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ ، وَأَطِلْ حَيَاتَهُ - وفي رواية:
وَأَطِلْ عُمُرَهُ -، وَاغْفِرْ لَهُ [الأدب المفرد للبخاري: صححه الألباني]
"Ya Allah .. perbanyaklah harta dan anaknya, panjangkanlah kehidupannya
(umurnya), dan ampuni dosanya!". [Al-Adab Al-Mufrad: Sahih]
Lihat: Mau rezki berlimpah?
4.
Tidak
menolak rezki yang datang dari yang halal karena itu adalah berkah dari Allah.
Abdullah bin Umar berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi Umar
bin Khattab radhiyallahu ‘anhu sesuatu, lalu Umar berkata kepadanya:
Berikanlah wahai Rasulullah kepada yang lebih membutuhkan dariku!
Maka Rasulullah bersabda
kepadanya:
«خُذْهُ
فَتَمَوَّلْهُ أَوْ تَصَدَّقْ بِهِ، وَمَا جَاءَكَ مِنْ هَذَا الْمَالِ وَأَنْتَ غَيْرُ
مُشْرِفٍ وَلَا سَائِلٍ فَخُذْهُ، وَمَا لَا، فَلَا تُتْبِعْهُ نَفْسَكَ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Ambil ini dan jadikan sebagai
hartamu atau kau sedekahkan, dan apa saja yang mendatangimu dari harta dunia
ini tanpa kau damba-dambakan dan meminta-minta maka ambillah, dan jika tidak
maka jangan kau mengikuti nafsu dirimu.”
Salim berkata: Oleh karena
itu, Ibnu Umar tidak meminta kepada seseorang sesuatu pun dan tidak menolak
sesuatu yang diberikan kepadanya. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Meminta, Memberi, dan Menerima
Lihat: Meminta, Memberi, dan Menerima
5.
Tidak
boleh menghukumi seseorang cinta dunia hanya karena berusaha mengumpulkan
harta, karena semua itu tergantung
niatnya.
Dari Umar bin Khattab radiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
[صحيح البخاري ومسلم]
"Sesungguhnya amalan itu dinilai sesuai niatnya,
dan seseorang akan mendapatkan sesuai apa yang ia niatkan". [Sahih Bukhari
dan Muslim]
Lihat: Penampilan dan isi hati
6.
Harta
adalah berkah jika didapat dengan cara yang hahal dan untuk yang halal.
Hakim bin Hizam radiyallahu 'anhu berkata: Aku meminta sesuatu kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam lalu ia memberiku, kemudian aku meminta lagi lalu ia
memberiku, kemudai aku meminta lagi lalu ia memberiku kemudian bersabda:
«يَا
حَكِيمُ، إِنَّ هَذَا المَالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ، فَمَنْ أَخَذَهُ بِسَخَاوَةِ نَفْسٍ
بُورِكَ لَهُ فِيهِ، وَمَنْ أَخَذَهُ بِإِشْرَافِ نَفْسٍ لَمْ يُبَارَكْ لَهُ فِيهِ،
كَالَّذِي يَأْكُلُ وَلاَ يَشْبَعُ، اليَدُ العُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اليَدِ السُّفْلَى»
[صحيح البخاري]
“Wahai Hakim, sesungguhnya
harta ini ibarat buah segar yang manis, maka barangsiapa yang mengambilnya
dengan hati yang lapang (tidak rakus dan memaksa orang lain) maka ia akan
diberkahi untuknya, dan barangsiapa yang mengambilnya dengan hati yang rakus
(memaksa orang lain) maka ia tidak akan diberkahi untuknya ibarat orang yang
makan dan tidak pernah kenyang, tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang
di bawah.”
Hakim berkata: Ya
Rasulullah demi (Allah) Yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak akan
meminta orang lain sesudahmu untuk sesuatu
pun sampai aku meninggalkan dunia.
Maka ketika Abu Bakr
memanggil Hakim untuk diberi hadiah ia menolak untuk menerimanya kemudian Umar
memanggilnya untuk diberi sesuatu ia juga menolak untuk menerima sesuatu pun.
Dan Umar berkata: Sesungguhnya aku mempersaksikan kalian wahai kaum muslimin
atas Hakim, sesungguhnya aku menawarkan kepadanya hak ia dari harta ini tapi ia
menolak untuk mengambilnya.
Maka akhirnya Hakim tidak
meminta kepada seorangpun dari manusia setelah Rasulullah sampai ia wafat.
[Sahih Bukhari]
7.
Keutamaan
orang kaya yang bersyukur.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu;
Bahwasanya kaum faqir Muhajirin mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan berkata: Telah pergi orang-orang kaya dengan derajat yang tinggi
dan kenikmatan yang kekal!
Rasulullah bertanya: Kenapa demikian?
Mereka menjawab: Mereka shalat sebagaimana kami
shalat, berpuasa sebagaimana kami berpuasa, akan tetapi mereka bersedekah
sedangkan kami tidak bersedekah, mereka memerdekakan budak sedangkan kami tidak
memerdekakan budak!
Maka Rasulullah bersabda:
«أَفَلَا أُعَلِّمُكُمْ شَيْئًا تُدْرِكُونَ بِهِ
مَنْ سَبَقَكُمْ وَتَسْبِقُونَ بِهِ مَنْ بَعْدَكُمْ؟ وَلَا يَكُونُ أَحَدٌ أَفْضَلَ
مِنْكُمْ إِلَّا مَنْ صَنَعَ مِثْلَ مَا صَنَعْتُمْ»
“Maukah kalian kuajarkan sesuatu, jika
kalian amalkan maka kalian akan mendapatkan (derajat) orang-orang yang telah
mendahului kalian dan kalian akan mendahului orang-orang setelah kalian? Dan
tidak ada yang lebih baik dari kalian kecuali orang yang melakukan seperti yang
kalian lakukan.”
Mereka menjwab: Tentu, wahai Rasulullah!
Rasulullah bersabda:
«تُسَبِّحُونَ، وَتُكَبِّرُونَ، وَتَحْمَدُونَ،
دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ مَرَّةً»
“Kalian bertasbih, bertakbir, dan bertahmid di
akhir setiap shalat (fardhu) sebanya tiga puluh tiga kali”
Kemudian (setelah itu) kaum faqir Muhajirin
kembali menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (mengeluh) dan
berkata: Saudara kami pemilik harta mendengar apa yang kami lakukan dan mereka
melakukan sepertinya.
Maka Rasulullah bersabda:
«ذَلِكَ فَضْلُ اللهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ»
[صحيح مسلم]
“Itu adalah karuniah Allah yang diberikan kepada
siapa yang dikehendaki-Nya”.
8.
Mengharapkan
limpahan nikmat duniawi kepada Allah adalah bentuk ubudiyah (at-tadzallul).
Dari An-Nu'man bin Basyir radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
الدُّعَاءُ هُوَ
الْعِبَادَةُ {وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ
عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِين} [غافر: 60] [سنن أبى داود: صححه الألباني]
"Do'a itu adalah ibadah". {Dan
Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku
(berdoa kepada-Ku) akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina"}
[Gaafir:60] [Sunan Abu Daud: Sahih]
Lihat: Keutamaan do'a
Lihat: Keutamaan do'a
9.
Tidak
boleh merasa cukup (tidak mengharapkan lagi) karuniah dari Allah.
Manusia adalah makhluk yang lemah, tidak mampu menjalani hidup ini tampa
bantuan dari Allah subhanahu wata'ala. Allah berfirman:
{يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ
هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ} [فاطر: 15]
“Hai manusia, kamulah yang membutuhkan segala sesuatunya kepada
Allah; dan Allah dialah yang Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha
Terpuji." [Faathir:15]
وَاللَّهُ الْغَنِيُّ
وَأَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ [محمد : 38]
Allah-lah Yang Maha Kaya
sedangkan kamulah orang-orang yang begantung (kepada-Nya).
[Muhammad: 38]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمُ اللهُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمْ - وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ - وَلَهُمْ
عَذَابٌ أَلِيمٌ: شَيْخٌ زَانٍ، وَمَلِكٌ كَذَّابٌ، وَعَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ "
[صحيح مسلم]
"Ada tiga orang yang mana Allah tidak mengajak
mereka berbicara pada hari kiamat, dan tidak mensucikan mereka, dan tidak
melihat kepada mereka, dan mereka mendapatkan siksa yang pedih: yaitu orang tua
yang pezina, pemimpin yang pendusta, dan orang miskin yang sombong."
[Sahih Muslim]
Orang miskin yang sombong termasuk
orang yang tidak mau beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’aala dan meminta
karuniahnya.
Lihat: Beribadah tanpa pamrih; Tidak mengharap sesuatu dari Allah
Lihat: Beribadah tanpa pamrih; Tidak mengharap sesuatu dari Allah
Wallahu ta’aalaa a’lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...