بسم الله الرحمن الرحيم
Namanya Hindun binti Abi Umayyah
(Hudzaifah), Ummu Salamah Al-Qurasyiyah Al-Makhzuumiyah radhiyallahu ‘anha.
Wafat tahun 62 hijriyah, dan ada yang mengatakan 61 hijriyah.
Diantara keistimewaannya:
Istri Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam
Ummu Salamah radhiyallahu
‘anha berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Tidak seorang hamba pun
ditimpa musibah lalu megucapkan ...
إِنَّا
لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِيْ فِيْ مُصِيبَتِيْ وَأَخْلِفْ
لِيْ خَيْرًا مِنْهَا
"Sesungguhnya kami adalah
milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali, Ya Allah .. berikanlah aku pahala
dalam musibahku, dan berikanlah aku gantinya yang lebih baik".
Kecuali Allah akan memberinya pahala
atas musibahnya dan menggantikan untuknya yang lebih baik.
Ummu Salamah berkata: Maka ketika Abu
Salamah wafat, aku membaca do'a yang diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan Allah
memberiku yang lebih baik darinya yaitu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. [Sahihh
Muslim]
Dalam riwayat lain; Ummu Salamah
berkata: Maka ketika Abu Salamah wafat aku berkata: “Muslim manakah yang lebih
baik dari Abu Salamah, rumahnya adalah rumah yang pertama kali disinggahi
Rasulullah ketika hijrah”. Kemudian aku membaca do’a tersebut, maka Allah
menggantikan untukku Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ummu Salamah berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam mengutus kepadaku Hathib bin Abi Balta’ah melamarku
untuknya, maka aku berkata: Sesungguhnya aku memiliki seorang putri, dan aku
sangat pecemburu.
Maka Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam membalas:
«أَمَّا ابْنَتُهَا فَنَدْعُو اللهَ أَنْ يُغْنِيَهَا
عَنْهَا، وَأَدْعُو اللهَ أَنْ يَذْهَبَ بِالْغَيْرَةِ»
“Adapun
putrinya maka kita berdo’a kepada Allah semoga mencukupinya darinya, dan aku
berdo’a kepada Allah agar menghilangkan rasa cemburunya”. [Sahih Muslim]
Rasulullah menawarkan untuknya tambahan jatah malam pertama
Dari Ummu
Salamah radhiyallahu 'anha; Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menikahinya, beliau berkata kepadanya:
«إِنْ شِئْتِ أَنْ أُسَبِّعَ لَكِ، وَأُسَبِّعَ
لِنِسَائِي، وَإِنْ سَبَّعْتُ لَكِ، سَبَّعْتُ لِنِسَائِي» [صحيح مسلم]
“Jika
engkau mau aku akan tinggal bersamamu tujuh hari dan bersama istriku yang lain
tujuh hari, dan jika aku tinggal bersamamu tujuh hari maka aku juga akan
tinggal bersama istriku yang lain tujuh hari”. [Sahih Muslim]
Kebiasaan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika menikahi perawan beliau
tinggal bersamanya di malam pertama tujuh hari, dan untuk janda tiga hari.
Namun pada saat menikahi Ummu Salamah, beliau menawarkan kepadanya untuk
memilih tujuh hari atau tiga hari.
Ibu bagi orang yang beriman
Allah subhanahu
wa ta’aalaa berfirman:
{النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ
وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ} [الأحزاب: 6]
Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang
mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka. [Al-Ahzaab:6]
Ahlu Bait Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam
Umar bin
Abi Salamah radhiyallahu 'anhuma
berkata: Ketika ayat ini turun kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam di rumah Ummu Salamah;
{إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ البَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ
تَطْهِيرًا} [الأحزاب: 33]
Sesungguhnya
Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan
membersihkan kamu sebersih-bersihnya. [Al-Ahzaab:33]
Beliau memanggil Fathimah, Hasan, dan
Husain kemudian menutupi mereka dengan kain, lalu berdo’a:
«اللَّهُمَّ هَؤُلَاءِ أَهْلُ بَيْتِي فَأَذْهِبْ
عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهِّرْهُمْ تَطْهِيرًا»
“Ya Allah,
mereka ini adalah keluargaku (ahlu bait), maka jauhkanlah dari mereka dosa dan
bersihkanlah mereka sebersih-bersihnya”
Maka Ummu
Salamah bertanya: Apakah saya bersama mereka, wahai Rasulallah?
Beliau
menjawab:
«أَنْتِ عَلَى مَكَانِكِ وَأَنْتِ عَلَى خَيْرٍ»
“Engkau
pada tempatmu, dan engkau di atas kebaikan”. [Sunan At-Tirmidziy: Sahih]
Ummu Salamah radhiyallahu 'anha berkata:
Bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menutupi Al-Hasan,
Al-Husain, dan Fathimah dengan kain, kemudian berdo’a:
«اللَّهُمَّ هَؤُلَاءِ أَهْلُ بَيْتِي وَخَاصَّتِي،
أَذْهِبْ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهِّرْهُمْ تَطْهِيرًا»
“Ya Allah,
mereka ini adalah keluargaku (ahlu bait) dan orang terdekatku, jauhkanlah dari
mereka dosa dan bersihkanlah mereka sebersih-bersihnya”
Maka Ummu
Salamah bertanya: Apakah saya bersama mereka, wahai Rasulallah?
Beliau
menjawab:
«إِنَّكِ إِلَى خَيْرٍ»
“Sesungguhnya
engkau menuju pada kebaikan”. [Sunan At-Tirmidziy: Sahih]
Dalam
riwayat lain; Ummu Salamah bertanya: Wahai Rasulallah, bukankah aku juga
keluargamu?
Beliau
menjawab:
" بَلَى، فَادْخُلِي فِي الْكِسَاءِ
"
“Tentu,
maka masuklah engkau ke dalam kain”
Ummu
Salamah berkata: Maka aku masuk ke dalam kain setelah beliau selesai berdo’a
untuk anak pamannya yaitu Ali, dan kedua anaknya, dan Fathimah putrinya.
[Musnad Ahmad: Di-shahih-kan oleh syekh Musthafa Al-‘Adawiy dalam kitabnya
Shahih Fadhail Ash-Shahabah]
Lihat: Keistimewaan Ahlul bait
Ikut hijrah ke Habasyah
Ummu
Salamah radhiyallahu 'anha berkata:
لَمَّا نَزَلْنَا أَرْضَ الْحَبَشَةِ، جَاوَرْنَا بِهَا خَيْرَ جَارٍ، النَّجَاشِيَّ،
أَمِنَّا عَلَى دِينِنَا، وَعَبَدْنَا اللهَ لَا نُؤْذَى، وَلا نَسْمَعُ شَيْئًا نَكْرَهُهُ
[مسند أحمد: حسن]
Ketika
kami hijrah ke bumi Habasyah, kami didampingi dengan sebaik-baiknya pendamping,
kami aman menjalankan agama kami, dan kami menyembah Allah tanpa ada yang
menyakiti kami, dan kami tidak mendengar sesuatu pun yang kami tidak senangi ..
[Musnad Ahmad: Hasan]
Memiliki akal
yang cerdas
Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai
menulis perjanjian Hudaibiyah, beliau bersabda kepada para sahabatnya:
«قُومُوا فَانْحَرُوا ثُمَّ احْلِقُوا»
“Bangkitlah
kalian semua, dan sembelihlah hewan kurban kalian, kemudian bercukurlah”
Namun
tidak seorangpun dari mereka yang bangkit, sampai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengulanginya tiga kali.
Ketika
tidak ada seorang pun dari mereka yang bangkit, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menemui Ummi Salamah dan menceritakan apa yang dilakukan sahabatnya.
Maka Ummu
Salamah radhiyallahu ‘anha berkata:
يَا نَبِيَّ اللَّهِ، أَتُحِبُّ ذَلِكَ، اخْرُجْ ثُمَّ لاَ تُكَلِّمْ أَحَدًا
مِنْهُمْ كَلِمَةً، حَتَّى تَنْحَرَ بُدْنَكَ، وَتَدْعُوَ حَالِقَكَ فَيَحْلِقَكَ
Wahai Nabi
Allah, apakah engkau menyukai hal tersebut? Keluarlah, kemudian jangan
berbicara kepada seorang pun dari mereka, sampai engkau menyembelih hewan
kurbanmu, dan memanggil tukang cukurmu kemudian mencukur rambutmu.
Beliau pun
keluar dan tidak berbicara kepada seorangpun dari mereka, sampai melakukan
arahan Ummi Salamah, beliau menyembelih hewan kurbannya, dan memanggil tukang
cukurnya, kemudian mencukur rambut beliau.
Maka
ketika para sahabat melihat hal tersebut, mereka pun bangkit kemudian
menyembelih hewan kurban merekan, dan saling cukur satu sama lain, sampai ada
yang hampir saling membunuh (tanpa sengaja) karena rasa kecewa (tidak bisa
menunaikan umrah). [Sahih Bukhari]
Mendapat pujian Rasulullah
Yahya bin
Al-Jazzaar rahimahullah berkata: Beberapa orang dari sahabat Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam mendatangi Ummu Salamah, dan mereka bertanya: Wahai Ummul
Mu’miniin, ceritakanlah kepada kami kondisi Rasulullah yang tersembunyi!
Ummu
Salamah menjawab:
كَانَ سِرُّهُ وَعَلَانِيَتُهُ سَوَاءً
“Kondisi
beliau yang tersembunyi dan yang nampak adalah sama”.
Ummu
Salamah berkata: Kemudian aku menyesal, karena aku telah membeberkan rahasia
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Maka
ketika ia bertemu dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
menceritakan hal tersebut, beliau mengatakan:
«أَحْسَنْتِ»
“Engkau
telah melakukan yang baik dan benar”. [Musnad Ahmad: Hasan]
Jibril mendatangi Rasulullah saat bersamaa Ummi Salamah
Dari
Usamah bin Zayd radhiyallahu 'anhuma; Bahwasanya Jibril mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan di sisinya ada Ummu Salamah, kemudian ia bercakap-cakap. Maka
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada Ummu Salamah:
“Siapakah orang ini?”
Ummu
Salamah menjawab: “Ini adalah Dihyah”.
Maka
setelah ia pergi, Ummu Salamah berkata:
وَاللَّهِ مَا حَسِبْتُهُ إِلَّا إِيَّاهُ، حَتَّى سَمِعْتُ خُطْبَةَ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُخْبِرُ خَبَرَ جِبْرِيلَ
Demi
Allah, aku tidak menyangka siapa orang tersebut kecuali dia (Dihyah), sampai
aku mendengar khutbah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan
tentang kisah Jibril. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Rasulullah menciumnya saat berpuasa
Umar bin
Abi Salamah radhiyallahu 'anhuma menanyai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: Apakah orang
puasa boleh berciuman?
Rasulullah
bersabda kepadanya:
«سَلْ هَذِهِ»
“Tanya ini”,
menunjuk kepada Ummu Salamah.
Maka Ummu
Salamah memberitahunya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan
hal itu.
Umar bin
Abi Salamah berkta: Wahai Rasulullah, itu karena Allah telah mengampuni dosamu
yang terdahulu dan yang akan datang!
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersbada kepadanya:
«أَمَا وَاللهِ، إِنِّي لَأَتْقَاكُمْ لِلَّهِ،
وَأَخْشَاكُمْ لَهُ» [صحيح مسلم]
“Ketahuilah,
demi Allah! Sesungguhnya aku ini yang lebih bertakwa kepada Allah dari kalian,
dan lebih takut kepada-Nya dari kalian (tidak mungkin melakukan yang terlarang)”.
[Sahih Muslim]
Ummu
Salamah radhiyallahu
'anha berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
kepada istri-istrinya:
" إِنَّ الَّذِي يَحْنُو عَلَيْكُنَّ مِنْ
بَعْدِي لَهُوَ الصَّادِقُ الْبَارُّ "
“Sesungguhnya
orang yang mengasihi kalian setelah aku wafat adalah orang yang jujur
keimanannya dan orang yang berbakti”. [Musnad Ahmad: Hasan]
Wallahu
a’lam!
Lihat juga: Keistimewaansahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam - Penghargaan Islam terhadap perempuan - Perempuan shalat jama’ah di masjid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...