بسم الله الرحمن الرحيم
Hadits
yang menyebutkan anjuran menghidupkan malam seperdua bulan Sya’ban,
diriwayatkan dari Kurduus dan Mu’adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu:
A. Hadits Kurduus:
Diriwayatkan
oleh Ibnu Al-A’raabiy (w.340H) rahimahullah dalam kitab Mu’jam-nya 3/1047 no.22252:
عن يَحْيَى بْن عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُكَيْرٍ،
حَدَّثَنِي الْمُفَضَّلُ بْنُ فَضَالَةَ، عَنْ عِيسَى بْنِ
إِبْرَاهِيمَ، عَنْ سَلَمَةَ بْنِ سُلَيْمَانَ الْجَزَرِيِّ،
عَنْ مَرْوَانَ بْنِ سَالِمٍ، عَنِ ابْنِ كُرْدُوسٍ،
عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "
مَنْ أَحْيَا لَيْلَةَ الْعِيدِ، وَلَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ لَمْ يَمُتْ
قَلْبُهُ يَوْمَ تَمُوتُ الْقُلُوبُ " .
Dari Yahya
bin Abdillah bin Bukair; Telah menceritakan kepadaku, Al-Mufadhal bin Fadhalah,
dari ‘Isa bin Ibrahim, dari Salamah bin Sulaiman Al-Jazariy, dari Marwan bin Salim, dari Ibni Kurduus, dari bapaknya, ia
berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa
yang menghidupkan malam ‘ied, dan malam seperdua bulan Sya’ban, maka
hatinya tidak akan mati pada hari banyaknya hati yang mati”.
Diriwayatkan
juga oleh Abu Nu’aim Al-Ashbahaniy (w.430H) rahimahullah dalam kitabnya “Ma’rifah Ash-Shahabah”
5/2414 no.5908:
عن أَبي عَبَّادٍ الْمِصْرِيّ ابْن أُخْتِ
حَمَّادِ بْنِ سَلَمَةَ، ثنا الْمُفَضَّلُ بْنُ فَضَالَةَ الْقِتْبَانِيُّ، عَنْ عِيسَى بْنِ إِبْرَاهِيمَ الْقُرَشِيِّ، عَنْ سَلَمَةَ بْنِ
سُلَيْمَانَ الْجَزَرِيِّ، عَنْ مَرْوَانَ بْنِ سَالِمٍ،
عَنِ ابْنِ كُرْدُوسٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: " مَنْ أَحْيَا لَيْلَتَيِ الْعِيدِ وَلَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ،
لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ يَوْمَ تَمُوتُ الْقُلُوبُ "
Dari Abi
‘Abbaad Al-Mishriy, anak saudari Hammad bin Salamah; Telah menceritakan kepada
kami, Al-Mufadhal bin Fadhalah Al-Qitbaniy, dari ‘Isa
bin Ibrahim Al-Qurasyiy, dari Salamah bin
Sulaiman Al-Jazariy, dari Marwan bin Salim,
dari Ibni Kurduus, dari bapaknya, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang menghidupkan dua malam ‘ied,
dan malam seperdua bulan Sya’ban, maka hatinya tidak akan mati pada hari
banyaknya hati yang mati”.
Hadits ini
sangat lemah, karena baberapa cacat.
Ibnu
Al-Jauziy (w.597H) rahimahullah berkata:
"هَذَا حَدِيثٌ لا يَصِحُّ عَنْ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وفيه آفات . أما مروان بْن سالم ، فقال
أَحْمَد: "ليس بثقة ، وقال النسائي والدا رقطني والأزدي: متروك . وأما سلمة بْن
سليمان ، فقال الْأَزْدِيّ: هُوَ ضعيف . وأما عِيسَى ، فقال يَحْيَى: ليس بشيء".
“Hadits
ini tidak shahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, pada
sanadnya ada beberapa cacat. Adapun Marwan bin Salim, maka Ahmad berkata: “Ia
tidak tsiqah”, sedangkang An-Nasa’iy, Ad-Daraquthniy, dan Al-Azdiy mengataka:
Haditsnya ditolak. Adapun Salamah bin Sulaiman, maka Al-Azdiy berkata: Ia
lemah. Dan adapun ‘Isa, maka Yahya berkata: Ia bukan apa-apa. [“Al-‘Ilal
Al-Mutanahiyah” 2/72]
1)
Isa bin Ibrahim
Asy-Sya’iriy, Abu Ishaq Al-Barkiy (w.228H)[1];
Dilemahkan oleh Ibnu Ma’in, sedangkan Abu Hatim mengataan: Ia shaduuq, dan
An-Nasa’iy berkata: ليس به بأس
“tidak mengapa”. Ibnu Hajar berkata: Ia shaduuq, terkadang melakukan
kekeliruan (rubbama wahim).
Adz-Dzahabiy menyebutkan hadits ini dalam biografi Isa bin Ibrahim bin Thahmaan Al-Hasyimiy, dan
mengatakan: هذا
حديث منكر مرسل “Hadits ini mungkar dan mursal (terputus)”.
[Miizaan Al-I’tidaal 3/308]
2)
Salamah bin
Sulaiman Al-Jazairiy, Al-Maushiliy Al-Azdiy (w.207H)[2];
Dilemahkan oleh Abu Al-Fath Al-Azdiy, dan Ibnu ‘Adiy berkata: بعض حديثه لا يتابع
عليه “Sebagian haditsnya tidak bisa dikuatkan”.
3)
Marwan bin Saalim Al-Gifaariy, Abu Abdillah
Al-Jazariy[3]; Imam
Bukhariy, Muslim dan Abu Hatim mengatakan: Haditsnya mungkar. Ibnu Hajar
berkata: Haditsnya ditolak (matruuk), sedangkan As-Saajiy dan yang lainnya menuduhnya
sebagai pemalsu hadits.
5)
Kurduus; Tidak terbukti bahwa ia seorang sahabat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. [Al-Ishabah karya Ibnu Hajar
5/434]
B.
Hadits Mu’adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu.
Diriwayatkan oleh Abu Al-Qaasim Al-Ashbahaniy (w.535H) rahimahullah dalam kitabnya “At-Targiib wa
At-Tarhiib” 1/248 no.374:
عن سويد بن سعيد، ثنا عبد الرحمن بن
زيد، عن أبيه، عن وهب بن منبه، عن معاذ بن جبل
-رضي الله عنه- قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " من أحيا الليالي الخمس
وجبت له الجنة: ليلة التروية، وليلة عرفة، وليلة النحر، وليلة النصف من شعبان
" .
Dari Suwaid bin Sa'id; Telah menceritakan
kepada kami, Abdurrahman bin Zayd, dari bapaknya, dari Wahb bin Munabbih, dari Mu’adz bin
Jabal radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Barangsiapa yang menghidupkan malam yang lima maka ia wajib
masuk surga: Malam tarwiyah, malam ‘Arafah, malam Idul Adha, dan malam
pertengahan bulan Sya’ban”.
Hadits ini sangat lemah karena terdapat
beberapa cacat pada sandanya:
b.
Abdurrahman, yang benar adalah Abdurrahiim bin Zayd Al-‘Ammiy (w184H)[6]; Periwayatan
haditsnya ditolak (matruuk) dan dituduh pembohon oleh Ibnu Ma’in.
[Lihat: Silsilah Al-Ahadits Adh-dha’ifah karya syekh Albaniy 2/12]
Peringatan:
Ulama melarang pengkhususan ibadah pada malam seperdua bulan Sya’ban
karena hadits-hadits yang menganjurkannya semuanya sangat lemah dan beberapa
diantaranya ada yang palsu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun
tidak pernah mencontohkannya, begitu pula para sahabat-sahabatnya.
Dari Aisyah
radhiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ أَحْدَثَ
فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ، فَهُوَ رَدٌّ» [صحيح البخاري]
"Barangsiapa
yang mengada-ada suatu dalam urusan kami (ibadah) yang bukan bagian darinya,
maka hal itu tertolak". [Sahih Bukhari]
Dalam riwayat
lain:
«مَنْ عَمِلَ
عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ» [صحيح مسلم]
"Barangsiapa
yang mengerjakan suatu amalan yang bukan ajaran kami maka hal itu
tertolak". [Sahih Muslim]
Dari Abdullah
bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
«لَيَأْتِيَنَّ
عَلَى أُمَّتِي مَا أَتَى عَلَى بني إسرائيل حَذْوَ النَّعْلِ بِالنَّعْلِ، حَتَّى
إِنْ كَانَ مِنْهُمْ مَنْ أَتَى أُمَّهُ عَلَانِيَةً لَكَانَ فِي أُمَّتِي مَنْ يَصْنَعُ
ذَلِكَ، وَإِنَّ بني إسرائيل تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، وَتَفْتَرِقُ
أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا مِلَّةً
وَاحِدَةً»
“Akan
datang pada umatku apa yang menimpa Bani Israil sama persis selangkah demi
selangkah, sampai kalau ada dari mereka yang berzina dengan ibunya
terang-terangan, maka akan ada dari umatku yang melakukan hal itu. Dan
sesungguhnya Bani Israil terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan, dan umatku
akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya akan masuk neraka
kecuali satu golongan”.
Sahabat
bertanya: Siapakah mereka ya Rasulullah?
Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam menjawab:
«مَا أَنَا عَلَيْهِ
وَأَصْحَابِي» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]
“Mereka
adalah orang yang berjalan sesuai sunnahku dan sunnah sahabat-sahabatku”.
[Sunan Tirmidzi: Hasan]
Lihat: Bahaya bid'ah
Wallahu a’lam!
Referensi:
المؤلف: أبو الخطاب عمر بن حسن الأندلسي الشهير
بابن دحية الكلبي المتوفى: 633هـ
Lihat juga: Keutamaan bulan Sya’ban
[1] Lihat
biografi "
Isa bin Ibrahim " dalam kitab: Al-Jarh wa At-Ta'diil karya Ibnu
Abi Hatim 6/272, Ats-Tsiqaat karya Ibnu Hibban 8/494, Tahdziib Al-Kamaal karya
Al-Mizziy 22/580, Taqriib At-Tahdziib karya Ibnu Hajar hal.438.
[2] Lihat
biografi " Salamah bin Sulaiman "
dalam kitab: Al-Kaamil karya Ibnu 'Adiy 4/364, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu
Al-Jauziy 2/11, Miizaan Al-I'tidaal karya Adz-Dzahabiy 2/190, Lisaan Al-Miizaan
karya Ibnu Hajar 4/117.
[3] Lihat
biografi " Marwan bin Saalim " dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' Ash-Shagiir karya
Al-Bukhariy hal.113, Adh-Dhu'afaa' karya An-Nasa'i hal.236, Adh-Dhu'afaa'
Al-Kabiir karya Al-'Uqaily 4/204, Al-Jarh wa At-Ta'diil 8/274, Al-Majruhiin karya Ibnu Hibban 3/13, Al-Kaamil 8/119,
Adh-Dhu'afaa' karya Ad-Daruquthniy 3/134, Adh-Dhu'afaa' karya Abu Nu'aim
hal.146, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 3/113, Tahdziib Al-Kamaal 27/392, Miizaan Al-I'tidaal 4/90, Taqriib
At-Tahdziib hal.526.
[4] Lihat
biografi " Ibnu Kurduus " dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 1/267, Miizaan
Al-I'tidaal 2/19, Lisaan Al-Miizaan 3/411.
[5] Lihat
biografi " Suwaid bin Sa’id " dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' karya An-Nasa'i hal.187 ,
Al-Kaamil 3/428, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 2/32,
Tahdzib Al-Kamaal 12/247, Miizaan Al-I'tidaal 2/248, Taqriib At-Tahdziib hal.260.
[6] Lihat
biografi " Abdurrahim bin Zaid Al-‘Ammiy " dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' Ash-Shagiir hal.81, Adh-Dhu'afaa' karya An-Nasa'i hal.207 , Al-Majruhiin 2/161, Al-Kaamil 5/281, Adh-Dhu'afaa' karya Abu
Nu'aim hal.110 , Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 2/102, Miizaan Al-I'tidaal 2/605, Taqriib At-Tahdziib hal.354.
[7] Lihat
biografi " Zaid Al-'Ammy " dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' karya Abu Zur'ah Ar-Raziy 3/806,
Adh-Dhu'afaa' 2/74, Al-Jarh wa At-Ta'diil 3/560, Al-Majruhiin 1/309, Al-Kamil 3/198. Adh-Dhu'afaa'
karya Ibnu Al-Jauziy 1/305, Miizaan Al-I'tidaal 2/102,
Taqriib At-Tahdziib hal.223.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...