Ada beberapa waktu dimana umat Islam
dianjurkan (sunnah) untuk berpuasa:
1.
Puasa Daud,
berpuasa sehari berbuka sehari (selangseling).
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam berkata
kepada Abdullah bin 'Amr radiyallahu 'anhuma:
أَحَبُّ الصِّيَامِ
إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ، كَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا ، وفي
رواية : كَانَ يَصُومُ نِصْفَ الدَّهْرِ [صحيح البخاري ومسلم]
Puasa yang paling dicintai oleh Allah adalah puasa Nabi Daud, ia
berpuasa sehari dan berbuka sehari. Dalam riwayat lain: Ia berpuasa
setengah tahun. [Sahih Bukhari dan Muslim]
2.
Setiap hari
senin dan kamis.
Dari Abu
Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
تُعْرَضُ الأَعْمَالُ
يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالخَمِيسِ، فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
[سنن الترمذي: صححه الألباني]
Amalan diperlihatkan
kepada Allah pada hari senin dan kamis, maka aku senang jika amalanku
diperlihatkan saat aku berpuasa. [Sunan Tirmidzi: Sahih]
3.
Tiga hari setiap
bulah hijriyah, utamanya tanggal 13, 14, dan 15.
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada
Abdullah bin 'Amr radiyallahu 'anhuma:
وَصُمْ مِنَ الشَّهْرِ
ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ، فَإِنَّ الحَسَنَةَ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، وَذَلِكَ مِثْلُ صِيَامِ
الدَّهْرِ [صحيح البخاري ومسلم]
Dan
berpuasalah dalam sebulan sebanyak 3 hari, karena kebaikan dilipat gandakan 10
kali dan itu senilai dengan puasa setahun. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari Jarir
bin Abdillah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
صِيَامُ ثَلَاثَةِ
أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ صِيَامُ الدَّهْرِ، وَأَيَّامُ الْبِيضِ صَبِيحَةَ ثَلَاثَ
عَشْرَةَ، وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ، وَخَمْسَ عَشْرَةَ [سنن النسائي: حسنه الألباني]
Puasa 3 hari
di setiap bulan senilai puasa setahun, dan hari-hari putih adalah hari ke 13,
14, dan 15 bulan hijriyah. [Sunan An-Nasai: Dihasankan oleh syekh Albaniy]
4.
Memperbanyak puasa di bulan Sya'ban.
Aisyah radiyallahu
'anha berkata: Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam biasanya
berpuasa sampai kami menyangka beliau tidak penah berbuka, dan berbuka sampai
kami merasa beliau tidak pernah berpuasa. Dan aku tidak pernah melihat
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam berpuasa sebulan penuh kecuali
Ramadhan, dan aku tidak pernah melihat beliau banyak menjalankan puasa dalam
sebulan kecuali di bulan Sya'ban. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Usamah bin Zaid radiyallahu
'anhuma bertanya kepada Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam: Ya
Rasulullah! Aku tidak pernah melihat engkau banyak menjalankan puasa
sebagaimana yang engkau jalankannya di bulan Sya'ban? Rasulullah menjawab:
ذَلِكَ شَهْرٌ
يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ
الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا
صَائِمٌ [سنن النسائي: حسن]
"Itulah
bulan yang banyak dilalaikan oleh orang, bulan antara Rajab dan Ramadhan,
adalah bulan dimana amalan diangkat kepada Tuhan semesta alam. Olehnya itu, aku
senang jika amalanku diangkat di saat aku menjalanka puasa". [Sunan
An-Nasa'i: Hadits hasan]
5.
Enam hari di
bulan Syawal.
Dari Abu
Ayyub Al-Anshariy radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ
ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ [صحيح مسلم]
Barangsiapa
yang berpuasa Ramadhan kemudian ia ikutkan dengan berpuasa 6 hari di bulan
syawal maka seolah-olah ia telah berpuasa setahun. [Sahih Muslim]
Dan dari
Tsauban radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ
فَشَهْرٌ بِعَشَرَةِ أَشْهُرٍ، وَصِيَامُ سِتَّةِ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ فَذَلِكَ
تَمَامُ صِيَامِ السَّنَةِ [مسند أحمد: صحيح]
Barangsiapa
yang berpuasa Ramadhan, maka puasa sebulan senilai 10 bulan, dan puasa 6 hari
setelah idul fitri adalah penyempurna nilai puasa setahun. [Musnad Ahmad:
Sahih]
6. Sembilan hari awa Dzul hijjah.
Salah seorang Istri Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam berkata: Rasulullah melakukan puasa pada 9 hari awal dzul hijjah. [Sunan
Abu Daud: Disahihkan oleh syekh Albaniy]
7.
Hari arafah
bagi yang tidak sedang menunaikan ibadah haji.
Dari Abu
Qatadah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
صِيَامُ يَوْمِ
عَرَفَةَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ، وَالسَّنَةَ
الَّتِي بَعْدَهُ [صحيح مسلم]
Puasa di hari
'arafah, aku berharap kepada Allah akan menghapuskan dosa setahun sebelumnya
dan setahun setelahnya. [Sahih Muslim]
Maemunah radiyallahu
'anha berkata: Orang-orang ragu akan puasa Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam di hari
'arafah, maka aku bawakan Rasulullah segelas susu saat ia wuquf di 'arafah,
lalu ia meminumnya dan orang-orang melihatnya. [Sahih Bukhari dan Muslim]
8.
Memperbanyak
puasa di bulan Muharram, utamanya tanggal 9 dan 10 Asyura'.
Dari Abu
Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ،
بَعْدَ رَمَضَانَ، شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ، بَعْدَ الْفَرِيضَةِ،
صَلَاةُ اللَّيْلِ [صحيح مسلم]
Puasa yang
paling afdhal setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Allah bulan
Muharram, dan salat yang paling afdhal setelah salat wajib adalah salat malam.
[Sahih Muslim]
Dan dari Abu Qatadah
radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
وَصِيَامُ يَوْمِ
عَاشُورَاءَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
[صحيح مسلم]
Dan puasa di
hari 'asyura', aku berharap kepada Allah akan menghapuskan dosa setahun
sebelumnya. [Sahih Muslim]
Ibnu Abbas radiyallahu
'anhuma berkata: Ketika Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam berpuasa
'asyura' beliau memerintahkan sahabatnya untuk berpuasa, lalu mereka bertanya:
Ya Rasulullah, hari 'asyura' adalah hari yang dimuliakan oleh Yahudi dan
Nashrani? Maka Rasulullah menjawab: Jika datang tahun depan insyaallah maka
kita akan berpuasa juga di hari ke sembilan.
Ibnu 'Abbas
berkata: Tapi belum datang hari 'asyura' tahun depannya sampai Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam wafat.
9.
Mempebanyak
puasa di bulan haram (dzul qa'dah, dzul hijjah, muharram dan rajab)
Diriwayatkan
bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
صُمْ مِنَ الحُرُمِ
وَاتْرُكْ، صُمْ مِنَ الحُرُمِ وَاتْرُكْ، صُمْ مِنَ الحُرُمِ وَاتْرُكْ [سنن أبي داود:
ضعفه الألباني]
"Puasalah di
bulan haram dan tinggalkan, puasalah di bulan haram dan tinggalkan, Puasalah di
bulan haram dan tinggalkan". [Sunan Abu Daud: Dilemahkan oleh syekh Albaniy]
Maksudnya:
Puasa sebagian dan tinggalkan sebagian.
Sekalipun
hadits ini lemah, tapi beberapa ulama membolehkan untuk diamalkan karena
lemahnya tidak terlalu parah, dan puasa adalah salah satu amal saleh yang
dianjurkan untuk diperbanyak pada bulan-bulan haram. Allah subhanahu wata'ala
berfirman:
{إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي
كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ} [التوبة: 36]
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua
belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di
antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka
janganlah kamu mendzalimi diri kamu dalam bulan yang empat itu". [At-Taubah:36]
Tidak mendzalimi diri dengan meninggalkan
maksiat utamanya syirik dan memperbanyak ibadah seperti salat, puasa, sedekah,
dan sebagainya.
Wallahu
a'lam!
Lihat juga: Puasa yang dilarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...