Ahlussunnah
wal Jama'ah mengimani semua nama dan sifat yang dinisbahkan kepada Allah subhanahu
wata'ala yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan Hadits yang sahih, tampa
menyamakannya dengan makhluk, tidak menggambarkan bagaimana sifat tersebut, dan tidak
menta'wilnya (merubah makna) tampa dalil. Tidak ada sesuatupun yang menyamai
sifat Allah subhanahu wata'ala;
{لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ
وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ} [الشورى: 11]
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia
(Allah), dan Dia-lah yang Maha mendengar dan Melihat. [Asy-Syuuraa:11]
Ada
banyak dalil yang menunjukkan bahwa Allah di atas semua makhluk secara hakiki,
baik dari Al-Qur'an, hadits sahih, akal dan fitrah.
Dalil
dari Al-Qur'an:
1.
Nama yang menunjukkan ketinggian Allah subhanahu wata'ala.
Seperti الأعلى "Al-A'laa", العلي "Al-'Aliyy", dan المتعال "Al-Muta'aal" yang artinya Maha Tinggi dzat dan sifat-Nya.
2.
Dengan jelas penyebutan kata "fauq" (di atas).
{وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ
عِبَادِهِ} [الأنعام: 18]
Dan dialah yang
berkuasa di atas sekalian hamba-hamba-Nya. [Al-An'aam:18]
{يَخَافُونَ رَبَّهُمْ
مِنْ فَوْقِهِمْ} [النحل: 50]
Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di
atas mereka. [An-Nahl:50]
3.
Allah bersemayam di atas 'arsy yang berada di atas langit.
{إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ
الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى
الْعَرْشِ} [الأعراف: 54]
Sesungguhnya Tuhan
kamu ialah Allah yang Telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu
dia bersemayam di atas 'Arsy. [Al-A'raaf:54]
Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani,
sesuai dengan kebesaran Allah dan kesucian-Nya.
{أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي
السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الْأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ . أَمْ أَمِنْتُمْ
مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا فَسَتَعْلَمُونَ كَيْفَ نَذِيرِ
} [الملك: 16-17]
Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang
(berkuasa) di atas langit bahwa dia akan menjungkir balikkan bumi
bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?, Atau apakah kamu
merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di atas langit bahwa
dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui
bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku? [Al-Mulk: 16-17]
{يُدَبِّرُ الْأَمْرَ مِنَ
السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ
أَلْفَ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ} [السجدة: 5]
Dia (Allah) mengatur urusan dari langit
ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang
kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu. [As-Sajdah:5]
4.
Penyebutan sesuatu yang tinggi berada di sisi Allah.
{إِنَّ الَّذِينَ عِنْدَ
رَبِّكَ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَيُسَبِّحُونَهُ وَلَهُ يَسْجُدُونَ}
[الأعراف: 206]
Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di
sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka
mentasbihkan-Nya dan Hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud. [Al-A'raaf:206]
5.
Nabi Isa 'alaihissalam diangkat naik kepada Allah.
{بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ
إِلَيْهِ} [النساء: 158]
Tetapi (yang sebenarnya), Allah Telah mengangkat
Isa kepada-Nya.
[An-Nisaa':158]
6.
Amalan yang naik kepada Allah.
{إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ
الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ} [فاطر: 10]
Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan
amal yang saleh dinaikkan-Nya. [Faathir:10]
Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa perkataan
yang baik itu ialah kalimat tauhid yaitu Laa ilaa ha illallaah; dan ada
pula yang mengatakan zikir kepada Allah dan ada pula yang mengatakan semua
perkataan yang baik yang diucapkan Karena Allah.
Maksudnya ialah bahwa perkataan baik dan amal
yang baik itu dinaikkan untuk diterima dan diberi-Nya pahala.
7.
Para Malaikat turun dari Allah.
{يُنَزِّلُ الْمَلَائِكَةَ
بِالرُّوحِ مِنْ أَمْرِهِ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ} [النحل: 2]
Dia (Allah) menurunkan
para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang dia
kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. [An-Nahl:2]
{وَإِنَّهُ لَتَنْزِيلُ
رَبِّ الْعَالَمِينَ (192) نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ (193) عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ
مِنَ الْمُنْذِرِينَ} [الشعراء: 192 - 194]
Dan Sesungguhnya Al Quran Ini benar-benar diturunkan
oleh Tuhan semesta Alam, Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril),
ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara
orang-orang yang memberi peringatan. [Asy-Syu'araa': 192-194]
8.
Pengingkaran Fir'aun kepada Nabi Musa yang meyakini bahwa Allah ada di
atas segala makhluk.
{وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا
هَامَانُ ابْنِ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَبْلُغُ الْأَسْبَابَ . أَسْبَابَ السَّمَاوَاتِ
فَأَطَّلِعَ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ كَاذِبًا وَكَذَلِكَ زُيِّنَ
لِفِرْعَوْنَ سُوءُ عَمَلِهِ وَصُدَّ عَنِ السَّبِيلِ وَمَا كَيْدُ فِرْعَوْنَ إِلَّا
فِي تَبَابٍ} [غافر: 36-37]
Dan berkatalah
Fir'aun: "Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang Tinggi
supaya Aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit, supaya Aku
dapat melihat Tuhan Musa dan Sesungguhnya Aku memandangnya seorang
pendusta". Demikianlah dijadikan Fir'aun memandang baik perbuatan yang
buruk itu, dan dia dihalangi dari jalan (yang benar); dan tipu daya Fir'aun itu
tidak lain hanyalah membawa kerugian. [Gaafir: 36-37]
9.
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam berdo'a
menengadah ke langit.
{قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ
وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا} [البقرة: 144]
Sungguh kami
(sering) melihat mukamu menengadah ke langit, Maka sungguh kami akan
memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. [Al-Baqarah:144]
Maksudnya ialah nabi
Muhammad sallallahu 'alaihi wasallam sering melihat ke langit mendoa dan
menunggu-nunggu turunnya wahyu yang memerintahkan beliau menghadap ke
Baitullah.
Dalil dari As-Sunnah yang sahih.
1.
Hadits Qauly (perkataan
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam).
a)
Hadits tentang ruh yang dibawa naik oleh malaikat maut setelah dicabut
untuk menghadap Allah subhanahu wata'ala, Rasulullah sallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
فَيَصْعَدُونَ بِهَا [مسند أحمد: صحيح]
"Maka
para malaikat membawa ruh tersebut naik (ke langit)". [Musnad Ahmad: Sahih]
b)
Dari Abu Hurairah; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِذَا قَضَى اللَّهُ فِي السَّمَاءِ أَمْرًا
ضَرَبَتِ المَلَائِكَةُ بِأَجْنِحَتِهَا خُضْعَانًا لِقَوْلِهِ كَأَنَّهَا سِلْسِلَةٌ
عَلَى صَفْوَانٍ فَ {إِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ؟
قَالُوا الحَقَّ وَهُوَ العَلِيُّ الكَبِيرُ} [سنن الترمذي: صحيح]
Jika Allah menetapkan suatu urusan di langit,
para malaikat memukulkan sayapnya karena rasa tunduk seperti suara rantai di
atas batu licin, maka apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka,
mereka Berkata "Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu?" mereka
menjawab: (Perkataan) yang benar", dan Dia-lah yang Maha Tinggi lagi Maha
Besar. [Sunan At-Tirmidzi: Sahih]
c)
Dari Abu Sa'id Al-Khudry; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
أَلاَ تَأْمَنُونِي وَأَنَا أَمِينُ مَنْ فِي
السَّمَاءِ، يَأْتِينِي خَبَرُ السَّمَاءِ صَبَاحًا وَمَسَاءً [صحيح البخاري ومسلم]
Tidakkah kalian percaya kepadaku, padahal aku
adalah orang kepercayaan (Allah) yang ada di langit, datang kepadaku berita
dari langit setiap pagi dan petang. [Sahih Bukhari dan Muslim]
d)
Allah turun ke langit dunia. Dari Abu Hurairah; Rasulullah sallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ
لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ يَقُولُ
: مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ ، مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي
فَأَغْفِرَ لَهُ [صحيح البخاري، ومسلم]
Tuhan kita -Yang maha agung dan maha tinggi- turun
setiap malam ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan berkata:
Siapa yang berdo'a kepada-Ku akan Kukabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku akan
Kuberikan, siapa yang memohon ampun pada-Ku akan Kuampuni. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Allah turun kelangit dunia secara hakiki tampa
meninggalkan 'arsy-Nya, maha suci Allah dari segala bentuk kekurangan, dan
tidak ada sesuatupun yang menyamai sifatnya.
e) Dari Abu Musa
Al-'Asy'ariy; Rasulullah sallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
إِنَّ اللهَ لَا يَنَامُ وَلَا يَنْبَغِي
لَهُ أَنْ يَنَامَ، يَرْفَعُ الْقِسْطَ وَيَخْفِضُهُ، وَيُرْفَعُ إِلَيْهِ عَمَلُ النَّهَارِ
بِاللَّيْلِ، وَعَمَلُ اللَّيْلِ بِالنَّهَارِ
Sesungguhnya Allah tidak tidur dan Ia
tidak pantas untuk tidur, Allah mengangkat timbangan dan menurunkannya, dan
diangkat kepada-Nya amalan siang di malam hari, dan amalan malam di siang hari.
[Sahih Muslim]
2. Hadits Fi'liy (pebuatan Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam).
a)
Kisah Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam mi'raj (naik) ke langit menghadap Allah
subhanahu wata'ala dalam banyak hadits yang sahih.
b)
Hadits mutawatir yang menyebutkan bahwa Rasulullah sallallahu 'alaihi
wasallam mengangkat tangan
ke langit saat berdo'a dan mengajurkannya kepada umatnya.
c)
Sewaktu khutbah haji wada' Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada para sahabat: Kalian akan
ditanya tetang aku di hari kiamat, maka apakah yang kalian akan jawab? Sahabat
menjawab: Kami akan bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan risalah,
menjalankannya, dan menasehati kami. Maka Rasulullah sallallahu 'alaihi
wasallam berkata sambil
mengangkat tangannya menunjuk ke langit kemudian menunjuk ke sahabat yang
hadir:
اللهُمَّ، اشْهَدْ، اللهُمَّ، اشْهَدْ
Ya Allah .. saksikanlah (ucapan mereka), Ya
Allah saksikanlah (ucapan mereka). 3x [Sahih Muslim]
3.
Hadits Taqriry
(pengakuan Rasulullah).
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada seorang budak wanita:
أَيْنَ اللهُ ؟ قَالَتْ : فِي السَّمَاءِ
Di manakah Allah? Budak wanita itu menjawab: Di atas langit.
Rasulullah bertanya lagi: Siapakah aku?
Wanita itu menjawab: Engkau adalah Rasul Allah.
Kemudian Rasulullah berkata kepada pemilik
budak itu: Merdekakanlah ia, karena sesungguhnya ia seorang yang beriman.
[Sahih Muslim]
Dalil Ijma'.
Allah menurunkan Al-Qur'an dalam bahasa arab
yang jelas dan mudah dipahami, dan tidak seorang sahabat pun yang mengingkari
makna zahir yang disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa Allah di atas segala makhluk
dan tidak ada sesuatu pun yang menyamai nama dan sifat Allah. Ini menunjukkan
bahwa para Sahabat sepakat (ijma') akan makna tersebut.
Dalil Akal.
Akal sehat menunjukkan bahwa posisi yang paling
tinggi adalah sifat yang sempurnah dan mulia, sedangkan posisi yang di bawah
dan rendah adalah hina. Maka Allah subhanahu wa ta'ala lebih pantas akan sifat
yang sempurna dan mulia sehingga Ia lah yang Maha tinggi dan segala sesuatunya
berada di bawah-Nya.
Dalil Fitrah.
Fitrah manusia yang masih murni merasakan
keberadaan Allah yang Maha tinggi berada di atas segala-galanya. Oleh sebab itu
disaat berdo'a seseorang merasakan keberadaan Allah di atas langit.
Manfaat meyakini bahwa Allah di atas segala
sesuatu.
Jika seorang meyakini dengan kuat bahwa Allah
di atas segala sesuatu, maka ia akan mengetahui begitu besar kekuasaan Allah
terhadap makhluk-Nya, dengan demikian ia selalu takut kepada-Nya dengan penuh pengagungan,
melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...